spo

10.Panda

Minggu, 01 Desember 2013

makalah

BAB I
PENDAHULUAN
1.      Latar Belakang
Dalam makalah ini, saya membahas tentang amperemeter, voltmeter, dan ohmmeter, alat ukur ini, sekarang sudah banyak di pakai, terutama pada kelistrikan.
Seorang teknisi biasanya memiliki alat ukur wajib yang mereka gunakan untuk keperluanteknis yaitu Amperemeter, voltmeter, ohmmeter. Untuk melakukan pekerjaan elektronik, seperti memperbaiki peralatan dan menguji rangkaian elektronika selalu diperlukan alat ukur, karena dengan alat ukur dapat diketahui :
1. Besaran Arus listrik dalam satuan Ampere (A)
2. Besaran Tegangan listrik dalam satuan Volt (V)
3.Besaran Resistansi dalam satuan Ohm (a)
Alat ukur yang digunakan untuk mengukur arus disebut Amperemeter, sedangkan alat ukur tegangan disebut Volt meter dan alat ukurresistansi disebut Ohm meter. Avometer sangat penting fungsinya dalam setiap pekerjaan elektronika karena dapat membantu menyelesaikan pekerjaandengan mudah dan cepat.
2.      Rumusan Masalah
Avometer merupakan alat yang mempunyai tiga fungsi sekaligusoleh karena itu kita harusmengetahui bagaimana cara penggunaan alattersebut .Dalam makalah ini akan membahas permasalahan tentang:
1.Apa itu avometer
2. Fungsi avometer
3. Jenis avometer
4.Bagian dari avometer
5.Cara mengukur menggunakan avometer
3.      Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan ini adalah sebagai berikut :
1.Merupakan tugas dari guru pengajar pengukuran listrik
2.Mengetahui apa itu avometer.
3.Mengetahui fungsi dan pemakaian alat ukur dasar listrik yaitu avometer
4.Mengetahui cara mengukur menggunakan alat avometer
4.      Manfaat
Manfaat dari tugas makalah yang saya buat adalah untuk memberipangetahuan kepada para pembaca agar mengetahui alat ukur secara mendalam.







BAB II
PEMBAHASAN
AMPERMETER, VOLTMETER, OHM METER
Multimeter sering disebut multimeter atau AVO meter yang merupakan singkatan dari Ampere, Volt dan Ohm meter. Seperti singkatannya, alat ini bisa dipakai untuk mengetahui nilai besaran kuat arus listrik (Arus DC), tegangan (Tegangan AC-DC) juga untuk mengukur harga suatu resistansi (hambatan/R).

A.    Amperemeter / Ampere Meter
1.      Penemu amperemeter
Teknik pengukuran empat terminaldisebut pengindreraan kelvin,setelah William Thomson, LordKelvin, yang menemukan jembatanKelvin pada tahun 1861 untukmengukur daya tahan yang sangat rendah
Amperemeter adalah alat yang digunakan untuk mengukur kuat arus listrik.Umumnya alat ini dipakai oleh teknisi elektronik dalam alat multi tester listrik yang disebut avometer gabungan dari fungsi amperemeter, voltmeter dan ohmmeter.
Amper meter dapat dibuat atas susunan mikroamperemeter dan shunt yang berfungsi untuk deteksi arus pada rangkaian baik arus yang kecil, sedangkan untuk arus yang besar ditambhan dengan hambatan shunt.
Amperemeter bekerja sesuai dengan gaya lorentz gaya magnetis. Arus yang mengalir pada kumparan yang selimuti medan magnet akan menimbulkan gaya lorentz yang dapat menggerakkan jarum amperemeter. Semakin besar arus yang mengalir maka semakin besar pula simpangannya.
2.      Bagian – Bagian Ampere meter
  1. Terminal positif (+) dan negatif (-)
  2. Skala tinggi dan rendah
  3. Batas ukur
Rumus Ampere meter:

I=V/R

V =
Tegangan (volt)

I  = Arus (ampere)

R = Hambatan (ohm)

Dalam fisika, ampere dilambangkan dengan A, adalah satuan SI untuk arus listrik yang sering dipendekkan menjadi amp. Satu ampere adalah suatu arus listrik yang mengalir dari kutup positif ke kutup negatif, sedemikian sehingga di antara dua penghantar lurus dengan panjang tak terhingga, dengan penampang yang dapat diabaikan, dan ditempatkan terpisah dengan jarak satu meter dalam vakum, menghasilkan gaya sebesar 2 × 10-7 newton per meter.
Pengukuran daya ac
Pengukuran Daya Rangkaian AC dapat dilakukan menggunakan kombinasi volt meter dan amper meter yang dikombinasikan. Secara teori daya rangkaian AC merupakan daya rata-rata pada rangkaian listrik tersebut.Dalam arus bolak-balik daya yang ada setiap saat berubah sesuai dengan waktu.Daya dalam arus bolak-balik merupakan daya rata-ratanya. Jika sedang dalam kondisi steady state, daya yang ada pada saat itu dirumuskan :

Dimana :
P = merupakan harga daya saat itu,
V = tegangan
I = arus
Dimana V dan I merupakan harga rms dari tegangan dan arus.Cos ?merupakan faktor daya dari beban. Dari hasil yang diperoleh didapatkan bahwa faktor daya (cos f ) berpengaruh dalam penentuan besarnya daya dalam sirkit AC, ini berarti bahwa wattmeter harus digunakan dalam pengukuran daya dalam sirkuit AC sebagai pengganti Ampermeter dan Voltmeter

3.      Cara Pengukuran

Ada 2 cara melakukan pengukuran dengan Ampere Meter, 

1. Ampere meter yang tidak memiliki clamp ampere
Clamp Ampere : clamp atau arti dasarnya adalah menggenggam, yang berfungsi membentuk kalang tertutup. Clamp berbentuk lingkaran yang bisa menyatu dengan alat ukur atau pun terpisah. Biasanya Ampere meter yang tidak menggunakan clamp ampere adalah model Ampere meter Analog.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg-dase_7A2PkvrwFcRaF3h9tasz0ecaDj3GpXIX2burE2X2VSMRKSwamB12y6AiW6EC_1327nYUajAiuKpQuhc73dOEq5xlM_c2_SHrAYBnP6bzzlnJeIO5_qbvMF1Sq105s9YHNPOd3U/s1600/anal+amp.jpeg
Amper meter Analog






Berikut cara melakukan pengukurannya:
  • Ampere meter dipasang seri dengan bebannya, seperti gambar di bawah:
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgNzN-JijZ0WTNiNR3itWQKEptApq5T2hyphenhyphenBPqT6lpwiThrE5F-TvYTJfxPm8_cDrCllTrD5FlleLlpT0kDELeckVRn-D7vg3XSHqSZM_UrGEBWBaEzBeNfyT4xSsvvqU6CXhMvzMxjvauA/s1600/clip_image311001.gif

  • Atur knob pemilih cakupan mendekati cakupan yang tepat atau di atas cakupan yang diprediksi berdasarkan perhitungan arus secara teori.


https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg2zCd7A_o5pDN0gF85pyeO9vV9A1KHXltOrtULRWxjMYOsXSC0-v7aPepRl06Wh46Ig46u_sW4wlg-5n6N8OLsRPCJd98mrnBKALcUSs2YyFGESv9e23Gscv4ovj4ZFuhNLyO3_KD-dI8/s200/knob+ampere.png

Pilih Range batas ampere dengan memutar knob alat ukur
  • Bila yakin rangkaian telah benar, hidupkan sumber tegangan dan baca gerakan jarum penunjuk pada skala V dan A. Hasil pembacaan yang baik bila posisi jarum lebih besar dari 60% skala penuh meter.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgia3QtEO-BRdzCOmT6IIauX5YnoBQ-PegMvKClzKjCViL6_4ZMj2twhZR3uHS9mexu6S-vO-nHiIeZmSBcbeGYtZHR0OWlbQRSKrMBT-xL5GVagd2K8j6EmurD9rDmzxfRNOOrwJM4u1U/s320/scale.gif
Skala 






  • Bila simpangan terlalu kecil, lakukan pengecekan apakah cakupan sudah benar dan pembacaan masih dibawah cakupan pengukuran di bawahnya bila ya, matikan power supply pindahkan knob pada cakupan yang lebih kecil.

  • Nyalakan kembali sumber tegangan baca jarum penunjuk hingga pada posisi yang mudah dibaca.
  • Hindari kesalahan pemasangan polaritas sumber tegangan, karena akan menyebabkan arah simpangan jarum berlawanan dengan seharusnya. Bila arus terlalu besar dapat merusakkan jarum penunjuk.
2. Ampere meter yang memiliki Clamp Ampere
Umumnya model Ampere meter Digital memiliki Clamp Ampere, baik menyatu dengan Alat ukur maupun terpisah.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhgW_VKGoeUjc_qRsMUhzMqWelRdTyoc5uKneWPJhwLJTSaIY6cHarjd-J6EUU8IRd-itcjL65EhmzvjHZuTvsBNri3ufZ4LxRReqIM9ExZycdMlT1PDZHLJGnWE3YwTgdpRUvLYCFCmWk/s1600/TANG+AMPERE.jpg

Tang Ampere

Berikut cara pengukurannya:

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgZi_TLZH_Ksdzjm2b_iYpzWmI1ztJ5lyHZZ2ZhOlxDafpI3rpelZINMCpfa0wgb-hnOCav4uxfz1FORLQeS92GDMMaJP_uuq_QEfdbcaNJd70VJWLRFTrlqG0UjGdlVszYQ_S26tUY1x8/s320/ampere2.jpgPengukuran ampere tidak perlu memutus rangkaian, cukup dengan meletakkan clamp ampere pada kabel yang akan diukur, dengan terlebih dulu memilih range yang sesuai. Berikut ilustrasinya:












Sebagai penutup seri Alat ukur, berikut fitur-fitur Alat ukur atau multimeter yang bisa kita manfaatkan :

1. Auto Ranging :
keistimewaan pemilihan range sendiri, mengatur rangkaian pengukuran alat ukur secara otomatis pada range (rentang) tegangan, arus, atau tahanan yang benar.
2. Auto Polarity :
keistimewaan polaritas otomatis, plus (+) atau minus (-) diaktifkan pada display digital, menunjukkan polaritas saat pengukuran DC dan tidak perlu khawatir ujung colok terbalik.
3. HOLD :
yaitu tombol penahanan yang menangkap pembacaan dan tampilan dari memori meskipun colok sudah dilepas. Hal ini bermanfaat, khususnya apabila mengukur ditempat tertentu dimana Anda tidak dapat membaca dengan jelas hasil pengukurannya.
4. Dioda Test :
Digunakan untuk mengecek bias maju dan mundur dari sambungan semikonduktor. Umumnya apabila dioda dihubungkan dengan bias maju meter akan menampilkan penurunan tegangan maju dan berbunyi sebentar, sedangkan pada bias mundur alat ukur akan menampilka OL. Dan jika dihubung singkat, alat ukur akan menunjuk angka nol dan memancarkan suara yang terus menerus.
5. MAX/MIN :
digunakan untuk mengetahui nilai maksimal/minimal pengukuran selama alat ukur di colok.
6. Response Time :
waktu respon adalah jumlah detik multimeter digital yang diperlukan rangkaian elektronis untuk menentukan keakuratan kerja.


B.    Voltmeter / Volt Meter

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiW4VT_jixDVWMB-zz_rBJmiGNIWhS4nhD2BPDlxHwpB4gktnNcm9DotPoQCWqPm1FuOODD65joWTVkA957Iko_HMUBvilLSDMpwjyn0jzoG8_I-ho3qrITYPW6Jmlkdgy4Kipg2pFFh6U/s200/DC-Voltmeter.jpg

Voltmeter

Voltmeter adalah suatu alat yang berfungsi untuk mengukur tegangan listrik. Dengan ditambah alat multiplier akan dapat meningkatkan kemampuan pengukuran alat voltmeter berkali-kali lipat.
Gaya magnetik akan timbul dari interaksi antar medan magnet dan kuat arus. Gaya magnetic tersebut akan mampu membuat jarum alat pengukur voltmeter bergerak saat ada arus listrik. Semakin besar arus listrik yang mengelir maka semakin besar penyimpangan jarum yang terjadi


1.        Jenis-Jenis Voltmeter
Ada 2 jenis voltmeter, yaitu :
  1. Voltmeter analog 
  2. Voltmeter digital
Kedua jenis voltmeter tersebut mempunyai fungsi sama, yang membedakan adalah tampilannya, jika voltmeter analog menggunakan jarum penunjuk sedangkan voltmeter digital menggunakan LCD ( liquid crystal display ).

2.      Pemasangan Voltmeter
Pemasangan Volt meter yaitu secara paralel dengan bebannya, seperti gambar dibawah :
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg6tf4m6i893sEMQUqhFOh9jVhzIwGOs8mrEbT_9uBCzPcgS2SLQM7cDsxA_2ZIK-FJuYIdly4-H-Qg3FiV5lpYlLw3zBJVCpLLKvN5vyD2QC5Cnk-oisGhwLaoKSebLm5LBsRaFCUguv8/s320/rng+vol.jpeg

3.      Bagian-Bagian Voltmeter
  1. Terminal positif (+) dan negatif (-)
  2. Skala tinggi dan rendah
  3. Batas ukur

4.      Cara Pengukuran

Sebelum melakukan pengukuran tegangan hendaknya kita sudah bisa memperkirakan berapa besar tegangan yang akan diukur, ini digunakan sebagai acuan menentukan Batas Ukur yang harus digunakan. Pemilihan batas ukur yang tepat hendaknya harus lebih tinggi dari tegangan yang diukur.
Contoh : untuk pengukuran tegangan PLN, diketahui jenis tegangan-nya adalah AC dan besar tegangan adalah 220 VAC, sehingga batas ukur yang harus digunakan adalah 250 atau 1000. Jika tidak diketahui nilai tegangan yang akan diukur, pilih batas ukur tertinggi.
  1. Hubungkan/Colokan probe merah pada terminal (+), dan probe hitam pada terminal (-) pada multimeter. 
  2. Menentukan Batas Ukur pengukuran. Karena tegangan PLN secara teori adalah 220VAC maka kita arahkan selektor pada bagian VAC dengan Batas Ukur 250 atau 1000 (ingat Batas Ukur dipilih lebih besar dari pada tegangan yang akan diukur). Untuk pembahasan kita kali ini kita akan menggunakan Batas Ukur 250
  3. Dalam pengukuran tegangan AC posisi penempatan probe bisa bolak-balik. 
  4. Hubungkan kedua ujung probe (colokan) multimeter masing-masing pada dua kutub jalur tegangan PLN misalnya stop kontak.
  5. Perhatikan saat melakukan pengukuran, jangan sampai ujung probe merah dan hitam saling bersentuhan, karena akan menyebabkan korsleting.
  6. Dari pengukuran tersebut diperoleh penunjukan jarum sebagai berikut.


Hasil Pengukuran

 











7. Cara menentukan pembacaan hasil ukur, rumus yang digunakan tidak berbeda saat kita menghitung hasil ukur tegangan DC.
http://1.bp.blogspot.com/_We7T6OjG3Cs/TQlK-W7gTuI/AAAAAAAAAMs/lgL3I2kpC6A/s320/RUMUS3.jpg









BU  = Batas Ukur
SM = Skala maksimum yang dipakai
JP   = Jarum Penunjuk
VAC = Tegangan terukur  

Pada pengukuran kita di atas Batas Ukur yang digunakan adalah 250 Vc dan Skala Maksimum yang digunakan 250, serta penunjukan jarum pada angka 200 lebih 4 kolom kecil yang mana masing kolom bernilai 5 sehingga bila kita jumlah menunjuk angka 220. dari data tersebut maka diketahui BU=250, SM=250 dan JP=220.

sehingga tinggal kita masukan ke rumus diatas sbb:

Vac = (250/250) 220
Vac = 220

Untuk penerapan pengukuran yang lain kita lakukan hal yang sama misalnya output trafo step down yang merupakan tegangan AC. Untuk mengukurnya tentukan batas ukur terlebih dahulu dengan mengacu pekiraan nilai yang tertera pada trafo tersebut. Kemudian sentuhkan ujung probe multimeter ke masing-masing terminal outpu trafo yang akan diukur. Tentu saja terminal trafo primer trafo harus terhubung tengangan PLN. 





C.   Ohmmeter / Ohm Meter

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiJubPE1NukUMZY2N4ghAC7BnB4zhrVyrxmP5IWdYmpbKAsox4b9z2PcV7r2PGIutyzi7bLiOjBsYp658iGKt_AtzXVnIen2oOTXewZyDQKMdkKlTmFbNw_Fi1iyWfxQVX6VGIZz9J7mg8/s1600/ohm.jpegDitemukan oleh Georg Simon Ohm dandipublikasikannya pada sebuah koran pada tahun 1827, The Galvanic CircuitInvestigated Mathematically











Ohmmeter

Ohm-meter adalah alat pengukur hambatan listrik, yaitu daya untuk menahan mengalirnya arus listrik dalam suatu konduktor.Besarnya satuan hambatan yang diukur oleh alat ini dinyatakan dalam ohm.Alat ohm-meter ini menggunakan galvanometer untuk mengukur besarnya arus listrik yang lewat pada suatu hambatan listrik (R), yang kemudian dikalibrasikan ke satuan ohm.
Desain asli dari ohmmeter menyediakan baterai kecil untuk menahan arus listrik.Ini menggunakan galvanometer untuk mengukur arus listrik melalui hambatan. Skala dari galvanometer ditandai pada ohm, karena voltase tetap dari baterai memastikan bahwa hambatan menurun, arus yang melalui meter akan meningkat. Ohmmeter dari sirkui itu sendiri, oleh karena itu mereka tidak dapat digunakan tanpa sirkuit yang terakit.
Tipe yang lebih akurat dari ohmmeter memiliki sirkuit elektronik yang melewati arus constant (I) melalui hambatan, dan sirkuti lainnya yang mengukur voltase (V) melalui hambatan. Menurut persamaan berikut, yang berasal dari hukum Ohm, nilai dari hambatan (R) dapat ditulis dengan:
 R = \frac{V}{I}
V = Potensial listrik (voltase/tegangan)
I  = Arus listrik yang mengalir.

Untuk pengukuran tingkat tinggi tipe meteran yang ada di atas sangat tidak memadai.Ini karena pembacaan meteran adalah jumlah dari hambatan pengukuran timah, hambatan kontak dan hambatannya diukur.Untuk mengurangi efek ini, ohmmeter yang teliti untuk mengukur voltase melalui resistor.Dengan tipe dari meteran ini, setiap arus voltase turun dikarenakan hambatan dari gulungan pertama dari timah dan hubungan hambatan mereka diabaikan oleh meteran. Teknik pengukuran empat terminal ini dinamakan pengukuran Kelvin, setelah metode William Thomson, yang menemukan Jembatan Kelvin pada tahun 1861 untuk mengukur hambatan yang sangat rendah. Metode empat terminal ini dapat juga digunakan untuk melakukan pengukuran akurat dari hambatan tingkat rendah.




1.      Jenis – Jenis Ohm- Meter
     Pada ohm-meter ada dua bentuk yaitu bentuk ohm-meter analoq dan bentuk ohm-meter digital.
a.         Ohm-Meter Analoq
            Ohm-meter analoq lebih banyak dipakai untuk kegunaan sehari-hari, seperti para tukang servis TV atau komputer kebanyakan menggunakan jenis yang analog.
b.        Ohm-Meter Digital
Ohm-meter digital memiliki akurasi yang tinggi, dan kegunaan yang lebih banyak jika dibandingkan dengan multimeter analog. Yaitu memiliki tambahan-tambahan satuan yang lebih teliti, dan juga opsi pengukuran yang lebih banyak, tidak terbatas pada ampere, volt, dan ohm saja.

2.      Mengukur Nilai Resistansi Resistor (Ohm)
Yang perlu di Siapkan dan Perhatikan sebelum melakukan pengukuran menggunakan ohm meter, yaitu :
  1. Pastikan alat ukur tidak rusak secara Fisik (tidak peccah).
  2. Atur Sekrup pengatur Jarum agar jarum menunjukkan angka nol (0), bila menurut anda angka yang ditunjuk sudah nol maka tidak perlu dilakukan pengaturan sekrup.
  3. Lakukan Kalibrasi alat ukur. Posisikan saklar pemilih pada skala ohm pada x1 Ω, x10, x100, x1k, atau x10k selanjutnya tempelkan ujung kabel terminal negatif (hitam) dan positif (merah). Atur jarum AVO merer tepat pada angka nol sebelah kanan dengan menggunakan tombol pengatur Nol Ohm.
  4. Setelah kalibrasi atur saklar pemilihpada posisi skala Ohm yang diinginkan yaitu pada x1 Ω, x10, x100, x1k, atau x10k, Maksud tanda x (kali /perkalian) disini adalah setiap nilai yang terukur atau yang terbaca pada alat ukur nntinya akan dikalikan dengan nilai skala Ohm yang dipilih oleh saklar Pemilih.
  5. Pasangkan alat ukur pada komponen yang akan diukur ingat jangan pasangalat ukur ohm saat komponen masih bertegangan).
  6. Baca Alat ukur.
3.      Cara Membaca Ohm Meter
  1. Untuk membaca nilai Tahanan yang terukur pada alat ukur Ohmmeter sangatlah mudah.
  2. Anda hanya perlu memperhatikan berapa nilai yang di tunjukkan oleh Jarum Penunjuk dan kemudian mengalikan dengan nilai perkalian Skala yang di pilih dengan sakelar pemilih.
  3. Misalkan Jarum menunjukkan angka 20 sementara skala pengali yang anda pilih sebelumnya dengan sakelar pemilih adalah x100, maka nilai tahanan tersebut adalah 2000 ohm atau setara dengan 2 Kohm.



Misalkan pada gambar terbaca nilai tahanan suatu Resistor:
Kemudian saklar pemilih menunjukkan perkalian skala yaitu x 10k maka nilai resistansi tahanan / resistor tersebut adalah:
Nilai yang di tunjuk jarum   = 26
Skala pengali                     = 10 k
Maka nilai resitansinya       = 26 x 10 k
                                         = 260 k
                                         = 260.000 Ohm.






















BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Dari penjelasan-peenjelasan yang ada pada makalah ini maka simpulan yang dapat diambil adalah sebagi berikut :
1. Arus listrik adalah gerakan atau muatan arus listrik. Arus listrik merupakan banyaknya muatan listrik yang mengalir tiap satuan waktu. Besar kuat arus adalah
I = Q
T
Dimana I adalah kuat arus, Q adalah muatan listrik, dan T adalah waktu.
Satuan kuat arus adalah ampere.
2. Tegangan listrik (kadang disebut sebagai Voltase) adalah perbedaan potensi listrik antara dua titik dalam rangkaian listrik, dinyatakan dalam satuan volt. Besar tegangan suatu listrik :
V= I .R
Di mana : V = tegangan listrik (volt)
I = kuat arus (ampere)
R = hambatan (ohm)
3. Hambatan listrik adalah perbandingan antara tegangan listrik dari suatu komponen elektronik (misalnya resistor) dengan arus listrik yang melewatinya. Hambatan listrik dapat dirumuskan sebagai berikut:
R = V
I
di mana V adalah tegangan dan I adalah arus.
Satuan SI untuk Hambatan adalah Ohm (R).
4. Bunyi Hukum Ohm :
“ Kuat arus yang melalui suatu penghantar adalah sebanding dengan beda potensial antara ujung-ujung penghantar asalkan suhu penghantar tetap.”
5. Untuk mengukur kuat arus kita dapat menggunakan ammeter yang dihubungkan secara seri pada rangkaian. Untuk mengukur tegangan/beda potensial kita dapat menngunakan voltmeter yang duhubungkan secara parallel pada rangkaian. Dan untuk mengukur hambata kita dapat menggunakan ohmmeter serta rangkaian tertututup yang terdiri dari voltmeter dan ammeter.
B.   Saran
Avometer merupakan alat ukur listrik yang sangat sering digunakan maka dari itu saya menyarankan agar alat itu dirawat sebaik-baiknya, jangan menggunakan alat itu dengan sembarangan, gunakanlah dengan benar dansesuai dengan fungsinya
Kepada semua pihak  yang terutama pada guru pembimbing mata pelajaran alat ukur ibu fida nur  irawati yang telah memberikan kritik dan saran keritik konstruktif demi kesempurnaan makalah ini terutama kami ucapkan Terima Kasih.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar